14 September 2011

Salah ke Pemakaman

Minggu pagi (11/9/2011) pukul 06.00 WIB saya terbangun dari tidur saya dan bergegas untuk melakukan ibadah sholat shubuh, walaupun sedikit molor sih…hehe Tak seperti biasanya dimana disetiap weekend malam harinya terkadang saya berkumpul dengan rekan-rekan hingga dini hari bahkan sampai pagi. Lapangan segitiga di daerah kerten biasa kami selalu berkumpul dan sesekali untuk bermain kartu. Tapi hanya untuk have fun saja dan tentunya kami tidak melakukan judi, karena kata “bang haji” judi itu haram…hehe

Di saat saya melakukan sholat shubuh terdengar suara dering dari hp saya, dan sepertinya nada sms yang berbunyi. Setelah saya selesai melakukan sholat shubuh, kemudian saya langsung membuka, untuk mengetahui apa isi pesan singkat di hp saya. Terkejut setelah membaca isi pesan singkat tersebut, dimana berita duka atas meninggalnya Ibu dari rekan seperjuangan saya Eko Hariyanto. Di saat itulah saya langsung bergegas untuk memberikan informasi terhadap rekan-rekan saya lainnya. Sebelumnya pada hari kamis malam saya sempat berbuat untuk Ibu dari rekan saya tersebut, yang menginginkan singkong keju, dimana saya sedikit kesulitan untuk menemukan permintaan tersebut, walaupun akhirnya saya mendapatkan.
Singkat cerita setelah tiba di rumah duka yang sebelumnya saya tak mengerti alamat rumah dari keluarga sang Ibu, saya dan rekan-rekan saya yang dimana kami berangkat bersama-sama dari kediaman saya langsung mengucapkan bela sungkawa sedalam-dalamnya kepada rekan saya tersebut.
Kurang lebih 10 menit setelah kedatangan kami di rumah duka, jenazah Ibu dari rekan saya diberangkatkan ke pemakaman dan sebelumnya akan di sholatkan terlebih dahulu. Dengan penuh kesadaran kami pun beranjak dari rumah duka menuju ke pemakaman. Mobil Ambulance sudah meninggalkan lokasi rumah duka, dan kami sudah cukup jauh ketinggalan. Kami berusaha mengejar mobil ambulance tersebut dan rekan saya Febri Rian berada di posisi paling depan dalam pengejaran ini (seperti film action saja pake pengejaran)..hehe
Tibanya kami di lokasi pemakaman, kami langsung menuju di tempat jenazah akan disemayamkan. Disitu kami sempat ngomong-ngomong kecil, namun pelayat lain sepertinya kurang welcome terhadap kami. Gifar, rekan saya yang duduk bersebelahan dengan saya di pemakaman sempat bertanya juga sedikit keheranan karena di sekitar kami, banyak batu nisan dan penanda-penanda makam sarat dengan tanda salib. Tiba saatnya jenazah untuk disemayamkan di liang lahat, kami langsung serentak kaget ketika para pelayat pada membawa sehelai kertas sambil bernyanyi. Ternyata kertas tersebut adalah bacaan atau puja-puja bagi jenazah yang tidak ada dalam ajaran islam.
Di saat yang sama kami pun langsung bergegas meninggalkan tanah pemakaman tersebut sambil tertawa karena kesalahan kami seraya memojokkan Febri Rian yang berada di posisi awal dalam pengejaran mobil ambulance tadi..hehe. Dan ketika kami hendak keluar dari areal pemakaman, kami melihat ada proses pemakaman lainnya, tanpa pikir panjang kami langsung menuju ke prosesi pemakaman tersebut. Dan setibanya kami di pemakaman yang kedua, kami baru menemui rekan-rekan kami yang lainnya sambil menceritakan kejadian kocak yang kami alami tadi dan lagi sambil memojokkan Febri Rian berbalut canda tawa.
Kejadian tersebut menjadi celotehan hangat dan lucu di situs jejaring sosial twitter untuk memojokkan @febririan (akun twitternya). Lainnya turut berbagi cerita akan kejadian tersebut di situs yang berlogo burung ini, seperti: @anamomoy (mbak Joanna) @ayyayes (Hidayah) @GievharGievhar (akun twitter baru dari Gifar) dan rekan saya yang sedang berduka @ecckkhriyndto (akun rekan saya Eko Hariyanto).
Saya pribadi mengucapkan turut berbela sungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya Ibu dari Eko Hariyanto (@ecckkhriyndto), semoga amal dan ibadah beliau diterima disisi Allah SWT. Amin

0 komentar:

Post a Comment