Menyusul penantangan dari elemen umat, pihak panitia
berjanji akan menyesuaikan kontes kecantikan itu dengan budaya Indonesia.
Konon, sesi penilaian menggunakan baju renang (bikini) ditiadakan. Panitia pun
telah menganggap acaranya lebih “sopan” dan layak untuk diselenggarakan di
negeri muslim ini.
Padahal sejatinya, apapun alasan dan bagaimanapun
penyelenggaraannya, Miss World tetaplah kontes kecantikan yang menyalahi Islam.
Bahkan dilihat dari berbagai sisi, ajang pamer aurat ini sesungguhnya telah
menyerang Islam.
Miss World :
Kemaksiatan dan Menyerang Islam
Islam telah menempatkan perempuan sebagai kehormatan yang
harus dijaga, tidak boleh dieksploitasi apalagi direndahkan martabatnya. Islam
menjaga perempuan dengan berbagai aturan, seperti pakaian yang syar’i (QS.
Al-Ahzab : 59) dan melarangnya bertaburruj (QS. An-Nur : 60). Islam juga
menjaga kehormatannya dengan perintah kepada laki-laki agar menundukkan
pandangannya terhadap perempuan (QS. An-Nur : 30-31).
Kontes Miss World nyata-nyata bertentangan dengan semua
itu. Bahkan kontes Miss World mempropagandakan dan menyerukan kemaksiatan dan
hal-hal yang berlawanan dengan pengormatan dan pemuliaan Islam terhadap
perempuan. Jadi persoalan Miss Worl bukan sekedar bikini yang jelas-jelas
bertentangan dengan Islam. Kontes Miss World itu hakikatnya juga serangan
terhadap Islam dan misi Islam terhadap perempuan.
Miss World :
Eksploitasi Tubuh dan Kecantikan Perempuan
Kontes Miss World itu meski di dalamnya bikini diubah
pakaian lain, meski dengan dalih pemberdayaan dan penggalian potensi diri,
hakikatnya hanyalah kontes kecantikan mencari perempuan “tercantik” untuk
kemudian dieksploitasi. Apalagi sejarah awalnya dibuat untuk mencari model
pakaian renang alias bekini. Tahun 50-an, dinamai Bikini Contest.
Nyatalah, Miss World hanyalah kontes kecantikan yang
menjadikan perempuan, tubuh, dan kecantikannya sebagai “barang dagangan” di
atas panggung, catwalk, majalah,
koran, dan televisi. Ia juga menjadi alat promosi bagi Industri kosmetik,
fashion, termasuk handuk dan media. Kontes kecantikan hanyalah stempel bagi
legalisasi eksploitasi tubuh perempuan agar tampak elegan. Kontes Miss World
itu sarat dengan eksploitasi tubuh dan kecantikan perempuan sekaligus merendahkan
martabat perempuan.
Syariah Islam tegas mengharamkan eksploitasi perempuan
seperti itu. Rafi’ bin Rifa’ah menuturkan: “Rasulullah
SAW telah melarang kami dari pekerjaan seorang pelayan perempuan, kecuali
dikerjakan dengan kedua tangannya. Beliau bersabda: “begini” dengan jari jemari
beliau seperti membuat roti, memintal dan menenun.” (HR Ahmad, Abu Daud,
Al-Hakim dan Al-Baihaqi)
Rasulullah SAW juga bersabda :
“Dua golongan di
antara penghuni neraka yang belum pernah aku lihat: kaum yang membawa cambuk seperti
ekor sapi yang mereka gunakan untuk memukul orang-orang; dan perempuan yang
berpakaian tapi telanjang yang berlenggak-lenggok, rambut mereka seperti punuk
unta yang miring. Mereka ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium
aroma surga. Dan sesungguhnya aroma surga itu bisa tercium sejauh perjalanan
demikian dan demikian.” (HR Muslim dan Abu Hurairah)
Miss World :
Pembodohan Umat
Klaim penilaian 3B: Brain
(kecerdasan), Beauty (kecantikan), Behavior (kepribadian) hakikatnya hanya
pembodohan umat. Kalaupun IQ-nya tinggi, kalau tidak cantik tetap tidak bisa
ikut kontes. Meski sangat santun dan kepribadian baik dan luhur, jika tidak
cantik tetap tidak akan menang. Jadi yang sejatinya dinilai hanyalah satu saja,
yakni kecantikan. Maka 3B itu tidak lain adalah beauty, beauty, and beauty, atau bisa body,
body, and body.
Kontes Miss World itu menanamkan mitos kecantikan ala
kapitalisme: tubuh yang tinggi, ramping, berkulit putih, berambut pirang dan
sensual. Itu semua adalah upaya pembodohan umat dan bertentangan dengan Islam.
Islam mengajarkan konsep dan pemikiran yang benar tenteng
hakikat perempuan dan nilai serta standar kemuliannya. Kehormatan dan kemuliaan
perempuan dalam Islam tidak diukur dengan ukuran fisik dan kecantikannya, akan
tetapi ketakwaannya terhadap Allah SWT. Allah berfirman: “...Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu...” (TQS. Al-Hujurat : 13).
Miss World :
Proyek Liberalisasi Budaya
Sebagai negeri muslim terbesar, Indonesia memiliki
posisis penting di dunia Islam. Negeri ini menjadi ‘kiblat’ bagi dunia Islam.
Apa yang berlangsung di negeri ini akan berpengaruh terhadap persepsi negeri
muslim lainnya.
Posisi Indonesia sangat strategis untuk dijadikan
barometer penerimaan kontes Miss World di dunia Islam. Penerimaan Indonesia
atas Miss World akan meneguhkan opini bahwa Islam tidak mempermasalahkan kontes
kecantikan. Hal ini akan menjadi model bagi negeri-negeri muslim lain agar
lebih toleran dan terbuka terhadap kebebasan perempuan. Indonesia akan menjadi
kiblat liberalisme budaya! Baru disoundingkan
diadakan di Indonesia sudah menaikkan peserta menjadi 130 peserta, sedangkan
pelaksanaan tahun lalu hanya 116 peserta. Brunei yang tidak pernah ikut, tahun
ini mendaftar ikut.
Miss World :
Melanggengkan Kapitalisme dan Memuaskan Kerakusan Kapitalis
Penyelenggaran kontes Miss World, juga sangat kental
dengan motif ekonomi. Penduduk Indonesia sebanyak 235 juta adalah pasar yang
menggiurkan. Ajang Miss World penting untuk mempromosikan dan memasarkan produk
kosmetik, fashion dan media.
MNC sebagai penyelenggara akan mendapat untung besar dari
penjualan hak siar malam final Miss World, para pemasang iklan, sponsor dan
mungkin saja bagian keuntungan dari Miss World Organization. Julia Morley
sebagai chairwoman of Miss World
Organization, mampu meraup untung hingga melampaui US$ 450 juta.
Diperkirakan belanja kosmetik nasional tahun 2011
mencapai Rp 10,4 triliun, tumbuh 17% dari Rp 8,9 triliun di 2010. Sementara
belanja fashion nasional diperkirakan mencapai Rp 10 triliun pertahun. Belum
secara global, tentunya nilainya sangat-sangat besar. Kontes Miss World penting
sebagai ajang promosi disamping secara umum mempromosikan “mitos kecantikan”
tentu penting bagi memasarkan produk industri kosmetik dan fashion.
Nyatalah, yang untung besar dari kontes Miss World adalah
para kapitalis. Kontes Miss World ini penting artinya untuk memuaskan kerakusan
para kapitalis disamping untuk melanggengkan kapitalisme.
Dalih peningkatan pariwisata, itu hanyalah alasan
dibuat-buat. Pun pada akhirnya bermuara pada pengokohan kapitalisme di
Indonesia. Alasan itu menunjukkan ketidakmampuan mengelola negara dengan kaidah
yang benar dan bersendikan moralitas dan nilai-nilai luhur. Belum lagi, ada
banyak cara yang belum dilakukan untuk menambah pendapatan negara.
Adapun alasan menaikkan citra bangsa di dunia
internasional, jelas konyol. Meningkatkan citra bangsa mestinya diraih dengan
kepioniran dalam kepemimpinan, pemikiran dan teknologi yang memberikan manfaat,
kebaikan dan rahmat bagi dunia; bukan melalui simpati para turis dn korporasi
kecantikan apalagi ajang mengumbar kepornoan yang justru akan memurukkan citra
negeri muslim terbesar ini.
Miss World :
Membawa Negara Tunduk Pada Kepentingan Korporasi Asing
Penolakan terhadap ajang Miss World telah disampaikan
oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Bila dengan berbagai penolakan yang ada
pemerintah tetap mengijinkan kontes Miss World, berarti menegaskan pemerintah
tak peduli dan gagal menjaga moralitas bangsa. Negara lebih memenangkan
kepentingan industri kosmetik, fashion dan media yang mengambil untung dari
kepornoan. Disamping itu menegaskan, pemerintah justru lebih memilih untuk mengokohkan
gaya hidup barat liberal yang jauh dari nilai-nilai luhur bangsa yang
mayoritasnya beragama Islam ini.
Survey Pew Research pada mei 2013 menyimpulkan bahwa 72%
penduduk Indonesia menginginkan penerapan syariah dan menolak gaya hidup
liberal barat. Semestinya negara menciptakan suasana kondusif dan mendidik yang
mengarah pada terwujudnya keinginan masyarakat untuk menerapkan Islam. Bukan
malah membiarkan penyelenggaraan kontes porno yang akan menjadi penghinaan,
menutupi bahkan mengalihkan aspirasi umat Islam.
Kesimpulan
Karena semua itu, kontes Miss World harus ditolak.
Disamping merupakan proyek liberalisasi budaya, melanggengkan kapitalisme,
memuaskan kerakusan kapitalis, ajang Miss World juga sarat dengan eksploitasi
tubuh dan kecantikan perempuan serta merendahkan harkat dan martabat perempuan.
Kemuliaan perempuan dan umat manusia hanya bisa diraih dengan Islam dengan
penerapan syariah dibawah naungan khilafah.
Wallahu a’lam bi ash-shawab.. #TolakMissWorld
0 komentar:
Post a Comment