Beberapa tahun terakhir kata-kata khilafah seolah tak asing lagi di telinga sebagian orang, terlebih aktivis dakwah dari berbagai kelompok. Kenapa demikian? Pakar sejarah Islam, Budi Ashari, LC mengatakan “ya memang ini sudah waktunya.. insyaAllah”
Seperti yang telah diketahui, bahwa berabad lalu
Rasulullah SAW telah mengabarkan bahwa ada lima fase peradaban yang akan
dilalui seluruh umat manusia.
“Masa kenabian akan berlangsung pada kalian
dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya, setelah itu masa khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah (khilafah
yang berjalan diatas metode kenabian) selama beberapa masa hingga Allah
mengangkatnya, kemudian datang masa kerajaan
yang menggigit selama beberapa masa hingga Allah mengangkatnya, selanjutnya
datang masa kerajaan yang memaksa
(diktator) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah, setelah
itu akan datang kembali khilafah ‘ala
minhaj an-nubuwwah. Kemudian Rasul SAW diam.” (HR. Ahmad)
Maka tatkala ketika para mayoritas ulama
menyatakan bahwa sekarang ini umat manusia berada di fase keempat, yakni
kerajaan memaksa atau pemerintahan diktator, seruan-seruan untuk kembali
melanjutkan kehidupan Islam terus bergema diseluruh penjuru dunia tak
terkecuali Indonesia.
Tentu sudah menjadi kewajiban ketika halangan itu
ada, tak jarang orang menganggap ide itu utopis, ngawang-ngawang bahkan
mengganggu kedaulatan negara.
Islam tidak akan dipaksakan untuk diterapkan.
Khilafah juga tidak akan ditegakkan dengan jalan kekerasan. Syariah dan
Khilafah akan tegak dengan kerelaan dan kesadaran umat Islam, bahkan juga atas
dasar kerinduan yang amat sangat untuk diatur dalam sistem Islam yang akan
menjadikan rahmatan lil ‘alamin.
Maka dari itu kita mesti jujur dan bersifat
objektif melihat berbagai perkara yang melanda kehidupan ini. Kita juga
sama-sama mengetahui akan kondisi negeri ini yang tengah dikepung berbagai
permasalahan. Sebagian orang berharap pada presiden baru yang memiliki
popularitas luas di masyarakat akan mampu menyelesaikan persoalan-persoalan
yang mencengkram negeri ini, setidaknya untuk bisa meringankan beban hidup rakyat.
Namun nyatanya, enam bulan memegang estafet pemerintahan, berbagai masalah
bukan malah teratasi, namun semakin meluas dan meningkat. Kebijakan yang
dibuatnya membuat rakyat semakin terpuruk, yang otomatis berakibat makin susah
dan menderitanya kehidupan rakyat.
Berbagai persoalan tersebut adalah buah penerapan
sistem ekonomi kapitalisme, juga buah politik demokrasi yang sungguh
jelas-jelas ilusi. Oleh karena itu, penyelesaian dari berbagai
persoalan-persoalan yang mendera negeri ini tak cukup bila hanya mengganti
rezim semata kecuali dengan mengganti kedua sistem tersebut yang sesungguhnya
di impor dari negara-negara penjajah dengan mengubah ide-ide umum tentang
kehidupan.
Sesungguhnya masalah ini (liberalisme,
sekulerisme, individualisme, hedonisme), akibat dari sikap meninggalkan
hukum-hukum syariah dari realita kehidupan individu, masyarakat, dan negara
serta penerapan undang-undang kufur ala barat. Karenanya sistem dan ide barat
yang notabene non-Islami harus disingkirkan dan harus kembali melanjutkan
kehidupan yang islami dengan menerapkan hukum-hukum syariah yang lurus melalui
kekuasaan, yang eksistensinya telah diwajibkan oleh syariah yakni, Daulah Al-Khilafah.
Fakta sejarah telah memaparkan, selama 1300 tahun
penerapan dan kekuasaan Islam membentang yang membuktikan kemampuan Islam untuk
memberikan kebaikan untuk manusia baik Muslim maupun non-Muslim. Kemampuan
Islam mewujudkan kesejahteraan untuk masyarakat telah diakui oleh para penulis
jujur dari kalangan non-Muslim.
Will Durant, dalam The Story of Civilization, vol. XIII, menulis; ”Para khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas
yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka. Para khalifah
itu juga telah menyediakan berbagai peluang untuk siapapun yang memerlukannnya
dan memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam wilayah yang sangat
luas. Fenomena seperti itu belum pernah tercatat dalam sejarah setelah zaman
mereka. Kegigihan dan kerja keras mereka menjadikan pendidikan tersebar luas
hingga berbagai ilmu, sastra, filsafat, dan seni mengalami kemajuan yang luar
biasa yang menjadikan Asia Barat sebagai bagian dunia yang paling maju
peradabannya selama lima abad.”
Karena itu, penerapan Islam secara kaffah mengharuskan adanya institusi
pelaksananya, itulah Khilafah. Khilafah adalah satu-satunya sistem pemerintahan
Islam, bukan yang lain. Secara syar’i semua mazhab sepakat akan kewajiban menegakkan
Khilafah. Khilafah adalah kepemimpinan
umum bagi seluruh kaum muslim di dunia untuk menegakkan hukum syariah dan
mengemban dakwah ke seluruh dunia. Dengan Khilafah umat Islam akan dipersatukan dalam
satu kepemimpinan dan satu negara, di dalamnya seluruh hukum syariah diterapkan
secara kaffah dan dakwah Islam
disebarkan ke seluruh penjuru dunia. Dan ketika itu diterapkan, Allah SWT akan
melimpahkan kebaikan dan keberkahan dari langit dan bumi.
Maka dari itu tidak ada yang perlu ditakutkan dan
dikhawatirkan atas ide Khilafah yang justru akan menghantarkan manusia pada
keselamatan dunia maupun akhirat. Berjuanglah menegakkan Khilafah, songsonglah
janji Allah SWT dan berita gembira Rasul-Nya SAW akan kembalinya Khilafah di
muka bumi. Penuhilah panggilan Allah SWT; “Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kalian bersama
orang-orang yang benar.” (TQS. At-Taubah [9] : 119)
0 komentar:
Post a Comment